Skip to main content
Artikel

INTERVENSI KETAHANAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA DEMAND REDUCTION

Dibaca: 705 Oleh 08 Nov 2021November 19th, 2021Tidak ada komentar
berita dan artikel 1
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

INTERVENSI KETAHANAN KELUARGA SEBAGAI UPAYA DEMAND REDUCTION

Oleh: Uswatun Hasanah, SKM.

(Penyuluh Narkoba Ahli Pertama)

 

Ancaman kejahatan narkoba sampai saat ini masih terus menghantui Indonesia. Proxy war melalui narkoba mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Masa depan generasi penerus bangsa terancam oleh maraknya peredaran gelap narkoba dan rayuan para bandar dan pengedar narkoba. Kondisi geografis Indonesia yang terbuka menjadi tantangan tersendiri dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Terbukanya wilayah Indonesia melalui garis pantai menjadi pintu masuk yang sangat potensial bagi para penyelundup dan pengedar barang haram tersebut.

Melihat semakin maraknya peredaran gelap narkoba di Indonesia dan dampak negatif di masa yang mendatang akibat penyalahgunaan narkoba, maka perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh elemen, termasuk masyarakat. Kewajiban masyarakat dalam mendukung upaya P4GN sebenarnya telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 104 yang berbunyi masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekusor narkotika.

Upaya yang dapat dilakukan di lingkungan masyarakat dalam perang melawan narkoba yaitu melalui strategi demand reduction. Strategi demand reduction yaitu upaya dengan tindakan preventif guna memberikan kekebalan kepada masyarakat agar masyarakat imun terhadap penyalahgunaan narkoba. Strategi demand reduction ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyalahgunaan narkoba. Apabila masyarakat telah memiliki imunitas terhadap narkoba, maka tidak akan ada lagi permintaan (demand) akan barang haram ini dan pada akhirnya permintaan (supply) akan hilang karena tidak laku.

Strategi demand reduction dapat dilakukan melalui keluarga. Salah satu prioritas nasional dalam menciptakan keluarga yang bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yaitu intervensi ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga mengacu pada pola tingkah laku positif dan kompetensi fungsional yang ditampilkan individu dan keluarga ketika mengalami peristiwa yang menekan, yang menandakan kemampuan keluarga untuk pulih mempertahanankan integritasnya sebagai unit (Mc Cubbin, 2001). Ketahanan keluarga anti narkoba merupakan kemampuan keluarga untuk meningkatkan daya tangkal dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Intervensi ketahanan keluarga anti narkoba bertujuan untuk mendorong semua anggota keluarga, baik orang tua maupun anak, untuk meningkatkan kualitas keterampulan hidup, seperti keterampilan pola pengasuhan orang tua, keterampilan hidup anak terkait bahaya penyalahgunaan narkoa, serta penerapan pola hidup sehat dalam keluarga. Setidaknya terdapat 3 (tiga) dimensi dalam ketahanan keluarga anti narkoba, yaitu sistem keyakinan (beliefs system), proses organisasi (organizational process), dan proses komunikasi (communication/problem-solving processes).

Dimensi pertama beliefs system atau sistem keyakinan, yaitu dasar nilai, pendirian, sikap yang menjadi pedoman perilaku dari keberfungsian keluarga dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dalam dimensi ini, keluarga diharapkan mampu meningkatkan rasa kebersamaan dalam mengatasi situasi sulit. Peran orang tua dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai etika dan moral sangat dibutuhkan dalam membangun beliefs system keluarga.

Selanjutnya proses organisasi atau organizational process, yaitu struktur dalam mendukung unit keluarga dan anggota di dalamnya untuk bersikap adaptif terhadap ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Kemampuan keluarga untuk memprediksi kemungkinan terburuk yang terjadi dibutuhkan dalam proses organisasi, sehingga keluarga dapat daling mengandalkan diri satu sama lain. Selain itu, kepala keluarga memiliki peran yang sangat penting. Kepala keluarga harus mampu memberikan bimbingan kepada seluruh anggota keluarganya. Hal ini dibutuhkan agar anggota keluarga memiliki rasa percaya dan dilindungi oleh kepala keluarga.

Dimensi yang ketiga communication/problem-solving processes atau proses komunikasi, merupakan suatu proses memaknai informasi dan mengatasi permasalahan di dalam sebuah keluarga terkait pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Komunikasi dalam keluarga sangat penting, khususnya dalam memberikan informasi terkait narkoba atau dalam mengklarifikasi informasi yang ambigu yang diterima keluarga. Oleh karena itu, orang tua diharapkan mampu mengedukasi anggota keluarga dengan cara yang kreatif.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel