Skip to main content
Berita Utama

KETAHANAN DIRI ANTI NARKOBA PADA REMAJA DENGAN MINGKATKAN ASSERTIVENES

Dibaca: 26 Oleh 14 Nov 2021Desember 1st, 2021Tidak ada komentar
Badan Narkotika Nasional
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

KETAHANAN DIRI ANTI NARKOBA PADA REMAJA DENGAN MINGKATKAN ASSERTIVENES

Oleh: Heru Arfianta

 

Assertiveness adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan dan gagasan serta pikirannyasecara tegas, apa adanya, jujur, dan terbuka, serta bertanggung jawab tanpa rasa cemas tidak mengganggu hak pribadi orang lain atau tidak menyakiti orang lain (Deputi Pencegahan BNN, 2020). Indikator dalam mengukur Assertiveness antara lain mampu mengutarakan secara langsung apa yang diinginkan, mengutarakan secara langsung apayang tidak diinginkan, dan mampu berkomunikasi secara langsung, terbuka dan jujur.

Dalam konteks ketahanan diri remaja anti narkoba assertiveness dapat dilatih mulai dengan berpikir kritis tentang informasi dan situasi sehingga dapat mengutarakan opini yang baik mengenai penyalahgunaan Narkoba sehingga, sehingga tidak mudah dimanipulasi dan merasa bersalah ketika menolak ajakan menggunakan narkoba. Selain itu juga menjadi percaya diri untuk bersikap menolak dengan tegas ajakan menggunakan narkoba.

Contoh perilaku remaja dengan assertiveness tinggi misalnya

Ketika remaja memiliki masalah, akan menanyakan masalahnya langsung dengan orang yang bersangkutan secara apa adanya, jujur, dan sopan. Selain itu juga ketika memiliki beban masalah yang dipikirkan mampu memilih siapa siapa tempat untuk mengutarakan masalahnya agar mendapatkan solusi.
Begitu pula kalau dibujuk untuk ikut menggunakan narkoba, maka dapat menyatakan tidak tertarik karena berdampak buruk dan teguh dengan pendiriannya. Ketika hal tersebut menjadi beban pikirannya, atau mendapat ancaman dapat segera mengutarakannya misalkan kepada orang tua atau guru disekolah.

Disini peran orang tua atau guru sangat berarti, karena ketika tidak mendapat tempat untuk mengutarakan permasalahannya/pendapatnya, maka  akan mencari tempat lain agar merasa diterima. Buruknya kalau justru merasa diterima dilingkunan penyalahgunaan narkoba, ini yang jadi pembenaran apa yang dilakukannya padahal secara informasi tahu tentang bahaya penyalahgunaan  narkoba. Oleh karena itu komunikasi antara semua pihak harus terus dibangun. Sehingga sekecil apapun permasalahan yang dapat menjerumuskan ke penyalahgunaan narkoba dapat diminimalkan.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel